Return to site

Equity World | Emas Memang Perkasa, Habis Jatuh Bangkit Lagi Hari Ini

Equity World | Emas Memang Perkasa, Habis Jatuh Bangkit Lagi Hari Ini

Equity World | Emas Memang Perkasa, Habis Jatuh Bangkit Lagi Hari Ini

Equity World | Setelah kemarin harga emas anjlok signifikan, pagi ini harga emas dunia di pasar spot mencatatkan penguatan. Wabah corona yang masih belum bisa dijinakkan menjadi salah satu pemicu kenapa emas mudah bangkit setelah jatuh.

Kemarin harga emas ditutup di level US$ 1.649,07 atau turun 1,82% dari level tertinggi pada perdagangan hari sebelumnya. Pagi ini, Rabu (11/3/2020) harga emas bergerak naik 0,56% ke level US$ 1.658,3/troy ons.

Sentimen yang membuat harga emas anjlok dalam kemarin adalah paket stimulus fiskal yang disiapkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam menghadapi wabah corona.

"Kami akan mendiskusikan mengenai penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Akan ada penurunan yang substansial, sangat substansial. Angkanya besar," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.

Hal ini cukup membuat pasar bergairah, pagi tadi Wall Street akhirnya kompak ditutup di zona hijau setelah terkoreksi dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 4,89%, S&P 500 melonjak 4,93% dan Nasdaq Composite melesat 4,95%.

Selain itu, indeks dolar melesat tajam dan membuat harga emas yang sudah mahal jadi semakin mahal. Namun ada tiga hal yang setidaknya membuat harga emas masih bisa bangkit pada hari ini.

Pertama, rencana Trump tak serta merta dapat langsung dilaksanakan karena harus disetujui dulu oleh Kongres AS yang terdiri dari House of Representatives (DPR) dan Senat, mengingat AS menganut sistem bikameral. House sendiri dikuasai oleh kubu oposisi yakni Partai Demokrat, sementara Senat dikuasai oleh Partai Republik.

Kedua, pelaku pasar juga masih melihat adanya kemungkinan bank sentral AS kembali memangkas suku bunga acuan Federal Fund Rates pada pertemuan Federal Open Market Committee pada 17-18 Maret nanti.

Mengutip CME FedWatch, probabilitas suku bunga acuan kembali dipangkas ke 0,25-0,5% mencapai 60,5%. Sementara peluang pemotongan ke 0,5-0,75% adalah 39,5%. Tidak ada yang memperkirakan suku bunga bertahan di 1-1,25%.

Rendahnya suku bunga terutama di AS membuat memegang instrument investasi tanpa imbal hasil seperti emas menjadi lebih dilirik. Karena biaya yang ditanggung alias opportunity cost memilih aset ini menjadi lebih rendah. Walau tak selalu demikian, tetapi kemarin harga emas langsung melesat tajam hingga 3%, kala The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga

Ketiga adalah lonjakan jumlah kasus infeksi COVID-19 masih terjadi di luar China. Sebelumnya Korea Selatan yang menjadi negara dengan total infeksi terbanyak kedua setelah China kini rankingnya melorot dan disusul oleh Italia dan Iran. Kasus infeksi COVID-19 di Italia sudah mencapai angka 10.000 lebih.

Sebelumnya pada Senin (9/3/2020) Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menetapkan jangkauan karantina diperluas dari yang sebelumnya Lombardy saja menjadi seluruh negeri. Warga Italia diminta tak pergi ke mana-mana jika bukan untuk bekerja atau urusan penting lainnya.

Selagi wabah corona masih menjangkiti dunia dan belum bisa dijinakkan maka risiko akan ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global sangat kental terasa. Hal ini menjadi ruang untuk harga emas bisa menguat.