Equity World | Nasib Kurang Baik Buat Bursa Asia, Semua Ditutup Merah
Equity World | Tidak hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona merah, mayoritas bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (14/5/2020) kompak ditutup di zona merah merespons banyaknya sentimen negatif yang datang dari pasar Global terutama Amerika Serikat (AS).
Bursa China daratan, Shanghai Stock Exchange mengalami koreksi sebesar 0,96%. Pemerintah kota Wuhan, dimana wabah ini terjadi pertama kali telah memulai kebijakan untuk melakukan tes COVID-19 kepada seluruh penduduk kota tersebut yang berjumlah 11 juta.
Di Korea Selatan indeks Kospi juga mengalami penurunan sebesar 0.80%, Saham perusahaan berkapitalisasi pasar tidak dapat menunjukan tajinya pagi ini. Samsung Electronics yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar turun 1,13%, sementara juara dua kapitalisasi pasar perusahaan produsen chip SK Hynix turun 3,59%. Produsen mobil terkenal Hyundai Motor juga mengalami penurunan 0,86%
Penurunan juga terjadi di pasar saham Hong Kong, Hang Seng yang dipantau terjadi koreksi cukup dalam sebesar 1,45%. Hal ini terjadi walaupun salah satu perusahaan besar yang melantai di Hong Kong, Tencent naik 0,23% setelah merilis laporan keuangan Q1 yang pada sektor Online Gaming berhasil naik 31% YoY.
Di negara lain di Asia seperti di Jepang indeks Nikkei 225 mengalami depresiasi 1,74%, dan di negara tetangga kita Singapore, STI indeksnya dipantau turun 1,93%.
Bursa Asia Naik Menanti Rilis Data Produksi Industri China | Equity World
Sementara itu dari dalam negeri IHSG ditutup di zona merah setelah sempat sebentar mencoba naik ke zona hijau di titik tertingginya yaitu 4564,15. IHSG pada perdagangan Kamis (14/5/20) ditutup pada level 4.513,83 yang merupakan penurunan sebesar 0,89%.
Sentimen dari negatif AS yang menjadi pemicu utama penurunan ini adalah tanggapan Ketua The Fed, Jerome Powell bahwa ekonomi AS masih ada resiko turun yang signifikan pada periode pemulihan dari virus Corona ini.
"Walaupun respons kebijakan ekonomi sudah tepat waktu dan besar, ini bukan fase akhir, mengingat jalan ke depan sangat tidak pasti dan kemungkinan masih ada resiko turun yang sangat signifikan" Ujar Powell Rabu kemarin.
"Kita melihat aktivitas ekonomi mengalami penurunan dan kenaikan lapangan kerja pada satu dekade terakhir sudah hilang semua" Sebut pria yang biasa dipanggil Jay itu, "Perubahan ekonomi ini akan menyebabkan rasa sakit yang sangat sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata, karena hidup orang akan terputar balik di tengah ketidakpastian akan masa depan ini." Tambahnya.
Sementara itu menurut Powell, The Fed tidak tertarik menurunkan suku bunganya menjadi negatif karena kebijakan ini tidak terbukti efektif menanggulangi masalah.
"Kami akan menggunakan instrumen yang kami miliki secara penuh sampai krisis ini terlalui dan pemulihan ekonomi mulai terjadi. Namun suku bunga negatif bukan sesuatu yang kami pertimbangkan," tegasnya. Menurut analis, pernyataan ini membuat pasar yang sebelumnya percaya diri ekonomi bisa cepat kembali ke jalurnya menjadi pesimis.
Selain itu terjadi ketakutan bahwa virus Corona tidak akan pernah hilang dan menjadi virus endemis lain yang akan terus ada, ungkap Mike Ryan, ahli dari WHO.
Menurut Ray Attril, Kepala Valuta Asing National Australia Bank, merahnya bursa Asia terjadi karena buruknya pasar saham di New York dini hari tadi.
Hari ini sentimen negatif memang datang dari Negeri Paman Sam, besok barulah bursa saham Asia akan memantau rilis produksi industri dan penjualan ritel di China Daratan. Produksi industri diperkirakan akan naik 1.5%, setelah bulan Maret kemarin turun 1,10%. Penjualan ritel diprediksi akan turun 7%, setidaknya lebih baik dari bulan lalu yaitu turun 15,80%.