Equityworld Futures | Harga Emas Rehat Dulu, Siap-siap Menuju US$ 1.800/oz?
Equityworld Futures | Harga logam mulia emas dunia diperdagangkan dengan harga yang lebih rendah pada awal pekan ini (27/4/2020), dibanding harga penutupan Jumat pekan lalu. Namun prospek harga emas dinilai masih bullish, dan berpotensi kembali menguat pada pekan ini.
Senin kemarin (27/4/2020), harga emas global di pasar spot dibanderol US$ 1.722,19/troy ons atau turun 0,3%. Walau turun harga emas masih bertengger di rentang level tertingginya dalam 7 tahun.
Mengacu data Kitco, harga emas dunia di pasar spot New York ditutup dini hari (waktu AS) akhirnya di level US$ 1.712/troy ons, turun dari level akhir pekan lalu US$ 1.729/troy ons.
Sementara itu, harga emas berjangka (futures) untuk kontrak pengiriman Juni di Bursa Comex turun tipis 0,66% di level US$ 1.724/troy ons. Meski turun, harga emas berjangka Juni sudah naik 30,23% dalam setahun terakhir dan 12,55% year to date. Kontrak pengiriman Juni ini akan berakhir perdagangannya pada 26 Juni mendatang, mengacu data CNBC International.
Apabila dicermati lebih lanjut, penurunan harga emas cenderung diikuti dengan penguatan harga menuju rekor tertinggi baru setelahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa emas masih menjadi instrumen investasi yang sangat menarik.
Ketika harga turun, momen ini dimanfaatkan investor dan trader untuk membeli emas sehingga memicu penguatan harga. Banyak yang memandang harga emas akan bullish. Saat ini level psikologis US$ 1.700 per ons sudah tertembus.
Melihat pola pergerakan harga emas, level US$ 1.800 bukan tak mungkin akan segera tercapai. Pekan lalu Bank of America (BofA) bahkan memiliki outlook lebih bullish untuk harga emas. Untuk 18 bulan ke depan, BofA memandang harga emas bisa mencapai US$ 3.000 per ons.
Faktor pemicu mengapa emas berpotensi untuk semakin menguat adalah stimulus fiskal dan moneter yang digelontorkan oleh pemerintah dan bank sentral saat ini.
"Kami telah melihat QE [quantitative easing] dan stimulus fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya secara global terus menurunkan suku bunga. Kami melihat sedikit pemulihan di pasar energi, yang mulai melihat inflasi sedikit pulih, yang membawa suku bunga riil lebih rendah. Itulah yang utama tesis investasi untuk emas," kata Ryan McKay seorang strategi komoditas di TD Sekuritas dalam sebuah catatan.
"Kami akan terus berdagang emas, apalagi setelah aksi jual baru-baru ini kami lakukan pada hari Jumat. Saya pikir kami akan lebih tinggi minggu depan. Penggerak utama benar-benar tidak berubah," tambahnya.