Equity World | Akhir Pekan Jadi Kurang Ceria Karena IHSG Dibuka Merah
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,05% ke 6.686,55 pada perdagangan Jumat (15/7/2022).
IHSG lanjut melemah 0,31% ke 6.668,74 pada 09.08 WIB. Indeks saham Asia bergerak variatif pagi ini.
Kinerja Wall Street yang mengecewakan berpotensi menular ke pasar keuangan Asia. Risiko penurunan saham dari inflasi tinggi semakin jelas terasa.
Ekonomi AS kini berada di ambang resesi. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, apa yang terjadi di AS dapat menjangkiti negara lain.
Soal inflasi, Menteri Keuangan AS Jenet Yellen dalam pertemuan negara-negara G20 di Bali menyampaikan bahwa inflasi di AS sudah sangat tinggi.
Yellen menyampaikan bahwa dirinya mendukung langkah yang diambil oleh The Fed untuk mengendalikan inflasi yang kian ganas.
Namun di sisi lain mantan bos The Fed itu juga menyebut bahwa pengetatan moneter yang agresif juga akan berdampak pada perekonomian AS.
Semakin tingginya risiko resesi AS dan perlambatan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina dan inflasi masih menjadi sentimen utama penggerak pasar dalam waktu dekat.
Rupiah dinilai sangat mungkin tembus Rp 15.000/US$. Jika hal tersebut terjadi, maka dampaknya ke IHSG dan harga SBN akan negatif.
Namun investor setidaknya dapat berharap dari rilis neraca dagang hari ini. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia terhadap 12 ekonom memperkirakan bahwa neraca dagang Indonesia masih bisa surplus sekitar US$ 1,45-4,3 miliar untuk bulan Juni.
Surplus neraca dagang yang berlanjut diharapkan masih dapat menguatkan fundamental nilai tukar rupiah seiring dengan pasokan valas yang masih memadai.
Neraca dagang yang diramal masih akan surplus bulan Juni tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk kembali membuka keran terhadap ekspor CPO.
Untuk diketahui, kebijakan larangan ekspor CPO dilakukan pada bulan Mei seiring dengan kenaikan harga minyak goreng.
Namun kebijakan pelarangan ekspor tersebut juga menimbulkan dampak lain yaitu meningkatnya stok minyak sawit dalam negeri yang memukul harga di kalangan petani.