Return to site

Equity World | Bursa Asia Menghijau Lagi, Kecuali Hang Seng Paling Sengsara

Equity World | Bursa Asia Menghijau Lagi, Kecuali Hang Seng Paling Sengsara

Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Rabu (9/11/2022), di mana investor menanti rilis data inflasi di China pada periode Oktober 2022.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka naik 0,15%, Straits Times Singapura menguat 0,23%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,6%, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,37%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,12% dan Shanghai Composite China turun tipis 0,02%.

Dari China, inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (IHP) periode Oktober 2022 akan dirilis pada hari ini.

Pasar dalam survei Trading Economics memperkirakan IHK China akan sedikit turun menjadi 2,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan naik menjadi 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sedangkan IHP China diprediksi turun menjadi minus 1% (yoy) pada Oktober lalu.

Sedangkan di Korea Selatan, tingkat pengangguran tetap rendah pada bulan Oktober, menunjukkan pasar tenaga kerja bertahan dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Tingkat pengangguran tetap tidak berubah di 2,8%, meleset dari perkiraan ekonom yang memperkirakan akan sedikit naik menjadi 2,9%. Ekonomi menambahkan 677.000 posisi dari tahun sebelumnya.

Bank sentral Korea (Bank of Korea/BoK) telah menaikkan suku bunga acuan selama lebih dari satu tahun untuk mengekang tekanan inflasi, termasuk dua kenaikan setengah poin pada bulan Juli dan Oktober.

Sementara untuk regulasi Covid-19 yang dilonggarkan telah membantu menyangga dampak pengetatan kebijakan, meningkatkan konsumsi yang penting bagi ketenagakerjaan.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas dibuka menguat terjadi di tengah kembali menghijaunya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan kemarin, ditopang oleh pemilihan paruh waktu yang dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran dan regulasi pemerintah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,02%, S&P 500 menguat 0,57%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,49%.

Pelaku pasar mengharapkan Partai Republik untuk mengambil kembali Dewan Perwakilan Rakyat dan mungkin memenangkan Senat juga ketika hasil mulai bergulir pada Selasa malam.

Investor cenderung menyukai gagasan 'kemacetan' di Washington dengan Kongres dan Presiden yang terbagi karena akan membatasi pengeluaran pemerintah, pajak dan peraturan baru.

"Reaksi pasar keuangan terhadap kemenangan Partai Republik harus diredam, karena hasil DPR sudah diharapkan secara luas, dan hasil Senat membuat sedikit perbedaan pada hasil kebijakan jika Partai Republik mengendalikan DPR," tulis Jan Hatzius dari Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

"Kemenangan Demokrat yang mengejutkan di DPR dan Senat kemungkinan akan membebani ekuitas, karena pelaku pasar mungkin mengharapkan kenaikan pajak perusahaan tambahan," tambah Hatzius.

Secara historis, pasar cenderung naik hingga akhir tahun dan hingga 12 bulan setelah pemilihan paruh waktu karena investor lega mendapatkan kejelasan tentang kebijakan masa depan.

Selain pemilu paruh waktu Kongres AS, investor juga menanti tingkat inflasi konsumsi AS pada Oktober yang diperkirakan mencapai 8% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2%.

Inflasi menjadi fokus utama karena dapat menentukan sikap bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) berikutnya.