Return to site

Equity World | Harga Saham Melesat 340%, Ini Rencana Besar WIR Asia (WIRG)

Equity World | Harga Saham Melesat 340%, Ini Rencana Besar WIR Asia (WIRG)

Equity World | Dunia digital bernama metaverse telah berkontribusi nyata pada perekonomian Indonesia. Salah satu emiten di bidang teknologi terkini, yaitu PT WIR Asia Tbk (WIRG) berharap metaverse membawa kemajuan di berbagai sektor, antara lain perumahan, pendidikan, jasa keuangan, ritel, hiburan, otomotif, dan barang konsumsi.

Direktur Utama WIR Asia Michel Budi mengatakan, pihaknya telah membuat platform toko virtual dengan model business to business to customer (BtoBtoC) ke masyarakat yang ingin berjualan. Pada dasarnya, WIR Asia membuat basis perangkat lunak, kemudian bermitra dengan klien yang membutuhkan hingga mendapat bagian dari biaya transaksi di konsumen akhir.

Salah satu rekanan WIR Asia pada proyek toko virtual adalah Alfamart. Keduanya menciptakan cara berbelanja menggunakan immersive technology dengan virtual reality (VR) sejak 2018. WIR Asia menyiapkan platform, sedangkan Alfamart memilih produk yang ingin dijual dalam perangkat lunak tersebut.

“Itu sudah menghasilkan untuk orang-orang mendapatkan pemahaman, terutama yang punya toko dengan konsep metaverse skala kecil. Jadi punya toko franchise itu bisa mendapat significant income. Jadi, berjualan dengan teknologi AR (augmented reality) dan VR yang kita sebut sebagai metaverse digital trading itu sudah ada prototipe record-nya,” jelas Michel, menjawab pertanyaan Investor Daily dalam acara Chief Editors Gathering bersama WIR Group, Jumat (10/6/2022).

Dari sektor pendidikan, ia menyatakan bahwa metaverse mampu mengukur waktu belajar. Hasilnya, teknologi ini mampu mempercepat pemahaman murid sekitar 20%, menurut pengalaman institusi pendidikan yang pernah bekerja sama dengan WIRG.

“Kami yakin dengan sektor yang berbeda karena teknologi ini sebenarnya untuk memberikan informasi dalam real time. Semua objek 3D muncul dalam waktu itu juga, begitu juga dengan avatar. Real time itu manfaatnya bisa langsung dirasakan sehingga lebih cepat. Tadi dua sektor saya sebutkan, nanti ada sektor lain yang bisa dikembangkan,” tandasnya.

Adapun perusahaan riset yakni Advisia pun telah mempelajari tujuh sektor yang mungkin bisa mengimplementasikan metaverse secara berkelanjutan, antara lain sektor pendidikan, jasa keuangan, ritel, hiburan, perumahan, dan barang konsumsi.

Merujuk White Paper Project mengenai metaverse, Founder Advisia Sandy Permadi mengemukakan bahwa penggunaan metaverse dalam industri jasa keuangan mampu membuka peluang besar pemasaran investasi seperti giro, bond, dan asuransi.

“Menurut konsumen dari user dengan mereka mendapat informasi lebih real time dan informasi yang bisa dibilang engagement-nya lebih bagus dari teknologi lama, di situ justru produk tertentu seperti keuangan yang ditawarkan ke generasi Z dan milenial, seperti cicilan rumah bisa dikombinasikan,” jelas Sandy.

Selain itu, di sektor perumahan, ia mencontohkan bahwa metaverse bisa menghilangkan kendala jarak pada proses jual beli properti. Misalnya, pembeli di Jakarta bisa melihat properti di Surabaya secara detail hanya melalui attractive virtual tour, tanpa harus naik pesawat ke lokasi properti.

“Dengan adanya teknologi metaverse ini, pada saat infrastrukturnya sudah dibilang siap, justru di situ momentum dimana metaverse ini bisa meningkatkan validasi yang sangat jauh,” tegas dia.

Riset Advisia menunjukkan, sektor pendidikan serta konsumen dan ritel memiliki minat pembelian tertinggi secara fisik maupun virtual, yakni 73,12% dari 192 respondens.

“Sebanyak 69% respondens setuju tentang minat mereka pada metaverse. Angka ini 18% lebih tinggi dari hasil survei yang dilakukan di AS. Artinya ada potensi besar bagi bisnis untuk memanfaatkan metaverse yang melayani generasi muda,” jelas Sandy.

Ia berharap perusahaan-perusahaan saat ini memanfaatkan respons positif Generasi Z terhadap metaverse tersebut dengan tepat. Sandy meyakini, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan masa depan yang sedang berkembang. Di antaranya dengan melakukan penilaian ekstensif, menerapkan pendekatan berbasis fakta, dan mengembangkan strategi untuk memasuki pasar metaverse.

Perusahaan-perusahaan juga bisa mengembangkan pengetahuan pasar dan keahlian operasional untuk memanfaatkan latar belakang demografi, teknis, dan hukum yang menguntungkan agar berhasil masuk ke metaverse. "Harapannya, mereka dapat melakukan penetrasi ke metaverse serta mengadopsinya dengan lebih tepat," imbuh dia.

WIR Asia atau WIR Group merupakan perusahaan berbasis teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI). Bisnis WIRG awalnya fokus pada teknologi AR, meski banyak hasil karyanya dihubungkan dengan VR dan AI. Metaverse sendiri merupakan kombinasi beberapa elemen teknologi, termasuk VR, AR, dan video.

Kombinasi tiga teknologi tersebut memungkinkan penggunanya berada di dalam dunia digital bernama metaverse. Dunia virtual ini memungkinkan penggunanya saling terhubung, berkomunikasi, bekerja, bermain, hingga bertransaksi layaknya di dunia nyata.

Emiten yang baru IPO pada awal April 2022 ini telah menangani 1000+ proyek dan memiliki lima paten teknologi. Nama perusahaan kepanjangan dari We Indonesians Rock (WIR) atau Kita Indonesia Berjaya ini telah terbentuk pada 2009, dan bercita-cita menjadi perusahaan teknologi mendunia mewakili Indonesia.

“Proyek metaverse kami sebetulnya di luar prospektus, jadi tidak masuk dalam user of profit. Ini proyek baru jadi additional. Fokus kami adalah ketiga unit yaitu AR, VR, AI yang dikembangkan dan akan kami deploy. Kaitannya memang dengan metaverse karena teknologinya dipakai untuk metaverse,” papar Michel.

Sebagai salah satu keberhasilannya, WIRG melalui AR&Co telah menciptakan AR app untuk perusahaan penerbitan di Spanyol, yakni Saldana. Aplikasi yang dibangun ini mampu menghidupkan buku-buku terbitan Saldana menggunakan gawai, sehingga tampilan buku yang terhubung dapat terlihat dalam bentuk tiga dimensi secara virtual. Proyek ini meningkatkan penjualan Saldana hingga 600%.

Dalam jangka panjang, PWC memperkirakan, industri VR atau AR akan berkontribusi hingga US$ 1,5 triliun terhadap Gross Domestic Product (GDP) secara global pada 2030. Teknologi ini juga diprediksi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 23,3 juta orang secara global.

Selanjutnya, VR atau AR tersebut diprediksi akan berkontribusi secara signifikan dalam proses kegiatan usaha dan aktivitas pengembangan produk dan layanan, perawatan kesehatan, pengembangan dan pelatihan, peningkatan proses, hingga ritel dan konsumen.

Harga Saham

Sementara itu, sejak listing pada awal April 2022 dengan harga IPO sebesar Rp 168 per saham, harga WIRG telah melesat 340,5% atau 4,4 kali lipat menjadi Rp 740 pada penutupan perdagangan Jumat (10/6/2022). Nilai kapitalisasi pasar (market cap) WIRG mencapai Rp 8,8 triliun.

Riset terbaru RHB Sekuritas bahkan menyebut WIRG  dapat menjadi the next big things in internet. Sebab WIRG menjanjikan prospek cerah sejalan dengan potensi bisnis metaverse yang masih besar.

Selain berpotensi menguasai pasar metaverse, WIRG juga berpeluang menjadi perusahaan teknologi AR dan tiga dimensi terkemuka di Asean. Metaverse adalah dunia virtual dalam internet yang dibuat semirip mungkin seperti dunia nyata dan dapat dirasakan penggunanya.

"Peluang bisnis dari sektor ini akan dimanfaatkan sepenuhnya oleh WIRG," tulis tim analis RHB Sekuritas dalam risetnya.

WIR Asia juga berpeluang besar seiring rencana pemerintah dalam membangun Metaverse Indonesia G20 Virtual Reality Nusantara. Dalam rencana ini, pemerintah akan melibatkan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti perbankan dan beberapa konglomerat.

Secara teknis, RHB Sekuritas menggambarkan saham WIRG layaknya saham yang bergerak di bidang properti yang menjanjikan keuntungan jangka panjang dari hasil penjualan lahan di metaverse dan arus pendapatan berulang dari iklan, bagi hasil dari penyewa, serta in-game currency.

Sejauh ini, lima segmen usaha yang ada menghasilkan arus kas operasional sebanyak Rp 8-12 miliar, yakni dari isi ulang prabayar dan listrik melalui platform yang dimiliki Mind Store yang setara dengan 67,9% dari pendapatan. Kemudian, pengembangan perangkat lunak setara dengan 17,9%, iklan media digital yang setara dengan 5,8%, konsultasi merek 6,9% dan komisi platform sebesar 1,5%.

Adapun segmen yang menjadi pemasukan terbesar yakni pengembangan perangkat lunak dan konsultasi merek yang berkontribusi laba kotor terbesar 51,4% dan 30,4% terhadap total pendapatan WIRG

Untuk proyeksi keuangan WIRG, RHB memproyeksikan rata-rata pertumbuhan pendapatan 76% dari 2021 sampai dengan 2026, yang akan ditopang oleh industri AR yang terus berkembang dan memberikan ruang besar bagi perseroan untuk bertumbuh, baik dari segi periklanan maupun sektor edukasi untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan atau engagement.

Penjualan tanah di metaverse diprediksi berkontribusi sekitar 15-20% terhadap pendapatan, sedangkan sisanya didorong oleh pertumbuhan menghasilkan transaksi berbasis komisi dan pendapatan iklan serta bisnis DAV online to offline (O2O) platform multimedia di gerai Alfamart dan tempat umum lainnya.

RHB Sekuritas merekomendasikan beli saham WIRG dengan target harga Rp 1.900 atau terdiskon 60% dari rata-rata NAV pasar metaverse, 0,8 kali EV/penjualan untuk transaksi berbasis komisi, dan 3,6 kali EV/penjualan untuk proyek. (C02)