Return to site

Equity World | Jeblok Melulu! Kapan Mau Menguat Wall Street?

Equity World | Jeblok Melulu! Kapan Mau Menguat Wall Street?

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street sudah 4 hari beruntun mencatat penurunan, dan sepertinya masih belum akan berhenti di hari kelima.

Begitu perdagangan dibuka, indeks Dow Jones turun 0,88% ke 31.510,43, S&P 500 0,96% ke 3.917,04, dan Nasdaq memimpin penurunan sebesar 1,37% ke 11.654,42

Penyebabnya masih sama, spekulasi bank sentral AS (The Fed) yang masih tetap agresif menaikkan suku bunga, meski akan berujung resesi di Amerika Serikat. Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan komitmennya untuk membawa inflasi turun ke 2%.

"Menurunkan inflasi perlu periode pertumbuhan ekonomi di bawah tren yang berkelanjutan. Dengan suku bunga tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan pasar tenaga kerja yang melemah akan membawa inflasi turun. Itu adalah harga yang harus kita bayarkan untuk mengurangi inflasi. Tetapi, kegagalan untuk memulihkan stabilitas harga akan menimbulkan penderitaan yang lebih besar," kata Powell dalam acara simposium Jackson Hole, Jumat (26/8/2022).

Presiden The Fed wilayah Cleveland, Loretta Mester pada hari Rabu mengatakan ia melihat suku bunga bisa naik ke atas 4% di awal tahun depan.

Suku bunga The Fed saat ini di 2,25% - 2,5%, dengan 3 kali rapat kebijakan moneter di tahun ini, kemungkinan kenaikan 75 basis poin di bulan ini sangat mungkin terjadi.

"Pandangan saya saat ini, diperlukan suku bunga naik di atas 4% awal tahun depan dan bertahan di level tersebut. Saya juga tidak melihat The Fed akan memangkas suku bunga pada tahun depan," kata Mester sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (31/8/2022).

Dengan kenaikan tersebut, Mester melihat pertubuhan ekonomi akan turun, jauh di bawah 2%, sementara tingkat pengangguran akan mengalami kenaikan. Inflasi di tahun ini diperkirakan sebesar 5% - 6% dan mendekati target The Fed 2% dalam beberapa tahun ke depan.

Pasar finansial juga diperkirakan akan tetap volatil. Sebagian pelaku pasar kini melihat Wall Street berisiko menguji kembali level terendah yang dicapai pada Juni lalu. Saat itu indeks S&P 500 menyentuh kisaran 3.715.