Equity World | Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Kompak Melemah
Equity World | Bursa saham Asia kompak melemah pada perdagangan Selasa (6/12) mengekor Wall Street yang merosot usai data layanan AS yang kuat secara tak terduga.
Imbal hasil Treasury naik dan dolar AS menghentikan kekalahan empat hari karena prospek ekonomi memicu spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakannya yang ketat untuk menjinakkan inflasi.
Indeks Nikkei terkoreksi 0,43% atau 110,71 poin ke 27.713, dan Indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,57% 306,59 ke 19.211,69.
Sementara Indeks Shanghai China tergelincir 0,36% atau 11,53 poin ke 3.200,28, serta Indeks Strait Times Singapura susut 0,16% atau 4,53 poin ke 3.262.
Reserve Bank of Australia pada pertemuan Selasa besok diperkirakan akan menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin, setengah dari langkah yang diharapkan akhir bulan ini dari Fed.
Terjadi peningkatan ekspektasi bahwa suku bunga The Fed akan mencapai puncaknya di atas 5% pada pertengahan tahun 2023. Patokan saat ini berada dalam kisaran antara 3,75% dan 4%.
Michael Wilson dari Morgan Stanley mengatakan, investor lebih baik membukukan keuntungan. "Kami sekarang menjadi penjual lagi," tulis ahli strategi dan rekan-rekannya, dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/12/2022).
Pedagang juga cemas menunggu laporan harga produsen AS Jumat, yang akan menjadi salah satu data terakhir yang di lihat pejabat Fed sebelum pertemuan kebijakan 13-14 Desember 2022. Angka inflasi selama sebulan terakhir menunjukkan bahwa tekanan perlahan memudar, tetapi tetap sangat tinggi.
Sementara itu, mayoritas dari 291 responden survei MLIV Pulse terbaru mengatakan, pinjaman dengan leverage akan menjadi peringatan di tambang batu bara untuk menunjukkan bahwa kualitas kredit korporasi semakin buruk.
Sekitar 28% responden survei memperkirakan, gagal bayar melonjak secara signifikan jika suku bunga AS mencapai puncaknya pada atau di bawah 5%, di mana pasar bertaruh bahwa Fed akan berhenti menaikkan. Sedangkan 63% lainnya melihat kredit default melonjak jika suku bunga memuncak di atas 5%.