Return to site

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Variatif Jelang Data China

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Variatif Jelang Data China

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Variatif Jelang Data China

Equityworld Futures | Bursa saham di Asia bergerak variatif pada Kamis pagi (8/8/2019) menjelang data perdagangan China.

Data tersebut dapat menjelaskan lebih lanjut tentang dampak perang perdagangan yang berlarut-larut antara Washington dan Beijing.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,17% pada awal perdagangan sementara indeks Topix turun 0,12%. Di Korea Selatan, indeks Kospi menambahkan 0,63% karena saham Hyundai Motor melonjak 1,57%. Sementara itu, S & P / ASX 200 Australia tergelincir 0,75%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 0,09%.

Tiongkok diperkirakan akan merilis angka-angka ekspor, impor, dan neraca perdagangan pada pukul 11:00 pagi HK / SIN. Investor akan mencari petunjuk tentang bagaimana pertarungan perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China mempengaruhi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Beijing dan Washington telah mengenakan tarif barang-barang satu sama lain bernilai miliaran dolar. Perkembangan itu telah mengguncang pasar selama lebih dari satu tahun, dan ada tanda-tanda rakit tarif tambahan dari kedua belah pihak memiliki efek nyata pada ekonomi di seluruh dunia.

Bank Harian China memperbaiki harian titik tengah yuan juga akan dimonitor untuk petunjuk di mana mata uang bisa pergi selanjutnya. Bank sentral China memungkinkan nilai tukar naik atau turun 2% dari angka itu yang juga dikenal sebagai yuan onshore seperti mengutip cnbc.com.

Yuan China berada di bawah sorotan awal pekan ini setelah melewati 7 penghalang yang diawasi ketat terhadap dolar, memimpin Departemen Keuangan AS untuk menyebut Tiongkok sebagai manipulator mata uang.

Yuan lepas pantai, yang digunakan oleh investor asing dan bank, terakhir diperdagangkan pada 7,0861 melawan greenback.

Dalam aksi pasar semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average ditutup 22,45 poin lebih rendah pada 26.007,07. Sementara Nasdaq Composite menambahkan 0,4% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 7.862,83. S&P 500 ditutup 0,1% lebih tinggi pada 2.883,98.

Saham di Amerika Serikat sebagian besar pulih dari penurunan sebelumnya yang melihat Dow anjlok lebih dari 500 poin pada satu titik karena imbal hasil Treasury 10-tahun yang diawasi secara singkat mencapai level terendah 2016 karena turun di bawah 1,6%. Terakhir pada 1,7103%.

Harga Emas Antam Naik jadi Rp 753 Ribu per Gram | Equityworld Futures


Harga emas juga diperdagangkan di atas US$1.500 untuk pertama kalinya sejak 2013 pada hari Rabu.
Mata uang dan minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,608 setelah melihat posisi terendah di bawah 97,5 kemarin.

Yen Jepang diperdagangkan pada 106,13 melawan dolar setelah menyentuh level di bawah 106 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia berada di $ 0,6760 setelah naik dari posisi terendah di bawah $ 0,672 kemarin.

Harga minyak melonjak di pagi hari jam perdagangan Asia pada hari Kamis setelah melihat penurunan tajam pada hari sebelumnya. Patokan internasional kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 2,33% menjadi US$57,54 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka AS naik 2,54% menjadi US$52,39 per barel.

Harga emas juga diperdagangkan di atas US$1.500 untuk pertama kalinya sejak 2013 pada hari Rabu.
Mata uang dan minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,608 setelah melihat posisi terendah di bawah 97,5 kemarin.

Yen Jepang diperdagangkan pada 106,13 melawan dolar setelah menyentuh level di bawah 106 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia berada di $ 0,6760 setelah naik dari posisi terendah di bawah $ 0,672 kemarin.

Harga minyak melonjak di pagi hari jam perdagangan Asia pada hari Kamis setelah melihat penurunan tajam pada hari sebelumnya. Patokan internasional kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 2,33% menjadi US$57,54 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka AS naik 2,54% menjadi US$52,39 per barel.