PT Equity World | Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 22 Desember 2021. Ketika dolar memulihkan beberapa kerugiannya, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat dan selera terhadap aset-aset berisiko kembali pulih. Para investor tampak melewati risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh varian Omicron.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD5,9 atau 0,33 persen menjadi USD1.788,70 per ons. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi USD1.786,50 per ons.
Ikuti Jejak Wall Street, Bursa Asia Sebagian Besar Menghijau Rabu (22/12) Pagi | PT Equity World
"Anda mendapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin, dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas," kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible, dikutip dari Mediaindonesia.com, Rabu, 22 Desember 2021.
Dia mengatakan orang sedang membeli segala jenis penurunan yang mereka bisa karena mereka khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari covid-19 dan level USD1.800 tetap menjadi titik pivot utama untuk emas.
Analis pasar senior di Oanda Jeffrey Halley menambahkan pihaknya tidak memiliki momentum untuk keluar dari perdagangan kisaran ketat saat ini.
"Investor emas masih belum memiliki nyali untuk segala jenis kerugian, sebagaimana dibuktikan oleh kemunduran cepat baru-baru ini pada reli di atas USD1.800," kata dia.
Perdagangan juga tampak kurang bergairah karena investor bersiap untuk liburan Natal akhir pekan. Banyak pasar global, termasuk untuk logam mulia, akan ditutup pada Jumat, 24 Desember 2021 untuk memperingati perayaan Natal.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23,8 sen atau 1,07 persen menjadi USD22,529 per ons. Platinum untuk pengiriman Januari naik USD1,4 atau 0,15 persen menjadi USD927,80 per ons.