Equity World | Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Maklum, harga sang logam mulia sudah naik lumayan tinggi sehingga menggoda investor untuk mencairkan keuntungan.
Pada Selasa (8/2/2022) pukul 05:41 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.820,09/troy ons. Turun tipis hampir flat di 0,01% dari hari sebelumnya.
Saham Meta Seret Wall Street ke Zona Merah | Equity World
Kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.820,31/troy ons. Naik 0,71%. Ini membuat harga emas naik 1,33% secara mingguan dan 1,43% secara bulanan.
Kenaikan harga yang sudah lumayan tinggi ini membuat investor 'gatal' untuk mencairkan cuan. Aksi jual membuat harga emas turun, walau sangat tipis.
Ke depan, seperti apakah prospek harga emas? Apakah bisa naik lagi?
Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, berpandangan ruang kenaikan harga emas masih terbuka. Dia memperkirakan harga emas yang sudah menembus titik resistance US$ 1.816/ton akan melanjutkan kenaikan menuju US$ 1.825-1.836/troy ons.
"Setelah menyentuh titik nadir di US$ 1.684,37/troy ons pada 9 Agustus 2021, harga emas akan mengarungi tiga gelombang. Puncak gelombang ini akan membawa harga menuju US$ 1.872/troy ons," sebut Wang dalam risetnya.
Target terdekat, lanjut Wang, ada di kisaran US$ 1.825-1.836/troy ons. Namun untuk menuju target itu, akan ada riak-riak, tidak akan stabil, zig-zag.
"Melihat grafik harian, harga emas semestinya bisa naik ke US$ 1.831/troy ons. Uptrend mengindikasikan target bullish sampai US$ 1.940/ton tetapi masih terlalu jauh," tambah Wang.
Perkembangan di Eropa ikut mempengaruhi minat investor terhadap emas. Rusia masih menyiagakan ratusan ribu pasukan di perbatasan Ukraina, yang membikin gerah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Presiden AS Joseph 'Joe' Biden akhirnya menggerakkan 'bidak catur'. Biden memerintahkan hampir 3.000 pasukan Negeri Adidaya ke Eropa Timur dalam upaya menggertak Rusia.
Jika sampai meletus perang di Ukraina yang melibatkan Rusia (amit-amit), maka dampaknya akan terasa di pasar keuangan. Pemerintah AS harus menganggarkan lebih banyak dana untuk perang. Ini akan membuat likuiditas dolar AS membanjir, sehingga 'harganya' turun.
Emas dan dolar AS punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS lesu, emas justru melaju.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun mengikuti.
Selain itu, emas adalah aset aman (safe haven) yang sebenarnya. Seaman-amannya mata uang dolar AS, yen Jepang, atau franc Swiss, tetap saja yang paling aman adalah emas. Saat situasi tidak menentu, salah satunya ketika terjadi perang, emas adalah pegangan hidup.
"Emas adalah untuk perang. Saat perang, nilai uang Anda akan terdiskon dan tidak ada harganya jika negara Anda sampai kalah. Kalau itu sampai terjadi, Anda akan membayar dengan emas, bukan uang," tulis Clem Chambers, Kontributor Senior Forbes, dalam kolomnya.