Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022. Penguatan wall street ini seiring investor mencermati kinerja laba perusahaan dan menunggu data inflasi utama pada akhir pekan ini.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 371,65 poin atau sekitar 1,06 persen ke posisi 35.462,78. Indeks S&P 500 mendaki 0,84 persen menjadi 4.521,54. Indeks Nasdaq bertambah 1,28 persen menjadi 14.194,45. Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 naik lebih dari 1,6 persen.
Rabu Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Naik | Equity World
Hasil laba perusahaan mendorong pergerakan saham pada perdagangan Selasa, 8 Februari 2022. Saham Harley-Davidson melompat lebih dari 15 persen setelah perseroan melaporkan keuntungan mengejutkan pada kuartal IV 2021.
Saham Amgen dan Chegg masing-masing naik 7,8 persen dan hampir 16 persen seiring laporan terbaru kuartalan. Saham American Express naik 3,3 persen dan JP Morgan menguat 1,9 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones.
“Indeks S&P 500 membalikkan kerugian karena wall street berotasi menjadi saham material, teknologi dan keuangan,” ujar Analis Senior Oanda, Edward Moya, dilansir dari CNBC, Rabu (9/2/2022).
Ia menambahkan, selain musim laporan keuangan, investor bersiap untuk hadapi laporan inflasi. Rotasi saham diprediksi berlanjut. “Saat ini traders menemukan nilai dalam teknologi dan merangkul saham keuangan karena imbal hasil obligasi global terus meningkat,” kata dia.
Menanti Data Inflasi
Wall street telah waspada menyaksikan bagaimana the Federal Reserve akan bereaksi terhadap tekanan harga yang semakin intensif dengan banyak investor mencermati rilis data inflasi sebagai peristiwa penting untuk pasar pada pekan ini. Data inflasi diharapkan menunjukkan indeks harga naik 0,4 persen pada Januari 2022.
Imbal hasil obligasi AS kembali naik pada perdagangan Selasa pekan ini. Imbas hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 1,97 persen pada perdagangan Selasa, level yang tidak terlihat sejak November 2019.
"Masuk akal untuk mengharapkan saham akan berada dalam pola bertahan sebelum rilis inflasi. Saya piki ini menggembirakan melihat pasar menyerap kenaikan imbal hasil jangka panjang dengan cukup baik,” kata Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas.
Ia menambahkan, pada titik ini adalah tarik-menarik antara fundamental perusahaan, ekonomi yang solid dan pengetatan kebijakan moneter.
Sementara itu, saham Pfizer turun 2,8 persen setelah pendapatan kuartal IV produsen obat itu lebih rendah dari perkiraan analis wall street. Panduan pendapatan setahun penuh Pfizer juga mengecewakan.