Equity World | Longsor 4 Hari Beruntun, IHSG Resmi Keluar dari 7.100-an
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terlempar dari level psikologis 7.100 pada perdagangan Rabu (28/9/2022).
IHSG ditutup ambles 0,5% di 7.077,03 di sesi II, padahal di sesi I IHSG sempat rebound dengan penguatan 0,26%.
Pelemahan IHSG hari ini mengekor mayoritas indeks saham Asia yang goyang akibat kinerja Wall Street yang masih tertekan semalam.
Indeks S&P 500 dan Dow Jones masih dalam tekanan. Keduanya mengalami koreksi masing-masing 0,21% dan 0,43% semalam.
Pelemahan indeks saham masih diwarnai dengan kenaikan imbal hasil surat utang AS akibat Fed yang masih akan agresif menaikkan suku bunga acuan di tahun ini hingga tahun depan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun kini berada di 3,95% dan sudah sangat dekat dengan level psikologis 4%. Yield US treasury 10 tahun meningkat tajam mengindikasikan bahwa harganya sedang melemah merespons proyeksi Fed yang akan mengerek suku bunga acuan sampai 4,4% akhir tahun ini.
Sementara itu imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun bahkan sudah menyentuh posisi 4,5% yang menjadi posisi tertingginya sejak krisis keuangan global 2008.
Tahun 2022 menjadi tahun yang sulit bagi pelaku ekonomi maupun para pemodal. Investor dituntut untuk berpikir ekstra keras untuk menempatkan asetnya di tengah kenaikan inflasi dan suku bunga acuan yang agresif.
Bank sentral AS, Inggris dan Eropa kompak mengerek suku bunga acuan mereka. The Fed sebagai otoritas moneter paling kuat di dunia bahkan sudah mengerek suku bunga acuan sebanyak 300 basis poin (bps) sejak Maret 2022.
Dengan tingkat suku bunga acuan berada di posisi tertingginya sejak 10 tahun terakhir, indeks dolar AS menguat ke posisi tertingginya dalam dua dekade terakhir.
Penguatan indeks dolar AS turut menumbalkan mata uang lain, bahkan termasuk Euro dan Poundsterling. Kini EUR 1 sudah setara dengan kurang dari US$ 1. Banyak analis meramal bahwa nasib serupa akan dialami oleh mata uang Inggris.
Semua aset keuangan mengalami pelemahan. Indeks saham S&P 500 anjlok nyaris 24%. Bitcoin sampai drop hampir 60% sepanjang tahun dan aset paling minim risiko yaitu emas melemah nyaris 11% di saat yang sama.