PT Equity World | Bursa AS Wall Street merosot pada Senin sore (22/11/2021) membalikkan reli sebelumnya setelah Presiden Joe Biden mengumumkan akan mencalonkan Ketua Jerome Powell untuk terus memimpin Federal Reserve, daripada mencalonkan gubernur Fed Lael Brainard.
Dow Jones Industrial Average naik 17,27 poin menjadi 35.619,25, setelah sempat menguat 300 poin. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,32% menjadi 4.682,94 dan 1,26% menjadi 15.854,76.
Wall Street Bervariasi Setelah Pengumuman Jerome Powell Kembali Jadi Ketua The Fed | PT Equity World
Saham bank dan imbal hasil obligasi pemerintah (Treasury 10-tahun) naik setelah Gedung Putih mengumumkan keputusan Fed. Saham JPMorgan menguat 2,1%, sementara Morgan Stanley naik hampir 2,5%. Kenaikan suku bunga memicu beberapa penguatan saham teknologi.
"Saya pikir pendorong hari ini lebih teknis, minggu pendek, rotasi, kekuatan dolar dan suku bunga naik sedikit," kata Kepala Strategi Investasi Waddell and Associates, David Waddell. “Saya tidak tahu berapa banyak reaksi hari ini yang spesifik untuk Powell, tetapi saya pikir Powell secara keseluruhan positif.”
Powell, mantan eksekutif ekuitas swasta, memangkas suku bunga mendekati nol dan menerapkan pembelian aset darurat pada Maret 2020 untuk membantu mendukung pasar selama gelombang pertama pandemi Covid-19. Hal ini membantu sistem keuangan tetap beroperasi di tengah penurunan tajam aktivitas ekonomi. Dia juga memimpin evaluasi ulang kerangka target inflasi Fed selama krisis Covid-19.
Langkah menunjuk kembali Powell meredakan kekhawatiran investor tentang pergantian kepala bank sentral di tengah upaya AS berusaha keluar dari pandemi dan memerangi kenaikan inflasi yang tidak terlihat dalam 3 dekade.
Bank sentral mengatakan akan mulai mengurangi pembelian asetnya pada November 2021, pemangkasan besar pertama program daruratnya dari tahun 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka dapat mempercepat proses itu awal tahun depan.
Powell, seorang Republikan, pertama kali dinominasikan ke dewan gubernur Fed 1 dekade lalu oleh Presiden Barack Obama dan naik ke posisi teratas di bawah Presiden Donald Trump.
