PT Equity World | Harga emas naik hampir 1% setelah mendapat dukungan dari penurunan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury. Kini, investor dengan hati-hati mengamati perkembangan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.Kamis (17/3), harga emas spot ditutup naik 0,8% menjadi US$ 1.942,89 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman April 2022 ditutup melonjak 1,8% ke US$ 1.943,20 per ons troi. Rekomendasi Harian Indeks Hang Seng 18 Maret 2022 | PT Equity World "Dengan dolar yang lebih lemah dan situasi Ukraina masih menjadi latar belakang, investor mulai menumpuk emas," kata Miguel Perez-Santalla, Head of Trading Sales and Marketing Heraeus Metals Management di New York. Tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang disebut Rusia "operasi militer khusus", telah membantu lonjakan stok global minggu ini, tetapi Rusia kembali menegaskan belum ada kesepakatan. Pada perdagangan kali ini, indeks dolar dan imbal hasil US Treasury turun sehari setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, dengan beberapa investor memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih kuat. Sementara kenaikan suku bunga AS biasanya cenderung menekan emas karena meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, investor emas tampaknya mengambil kenaikan suku bunga The Fed dengan tenang, mengingat bahwa sebagian besar ditujukan untuk mengatasi melonjaknya inflasi. "Jika Anda harus melihat satu hal untuk mendorong Anda bahwa kenaikan ini telah berhasil, Anda akan melihat aliran ETF (exchange-traded fund), dan itu benar-benar positif," ujar analis independen Ross Norman. Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, telah naik ke level tertinggi sejak Maret 2021 di 1.070,53 ton. Pada sesi ini, harga paladium juga melonjak 4,1% menjadi US$ 2.507,42 per ons troi, meskipun turun hampir US$ 1.000 dari posisi tertinggi di Maret. Dengan produsen tidak memiliki masalah apapun memindahkan logam, tampaknya tidak ada banyak kekurangan pasokan seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, kata Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets.